Space in the Headline

Space in the Headline dari Zeke and the Popo














Untuk sebuah album yang rilis di tahun 2007, Space in the Headline karya Zeke and the Popo (ZATPP) seperti menyelinap ke setiap perayaan tahun baru, abadi! Pertama kali mendengarnya sekitar tahun 2015, aku tidak pernah menyangka sound mereka sudah sesegar ini. Sound yang, apa boleh buat, harus dipuji setinggi langit!

Langsung saja soal sound, yang harus selalu jadi catatan penulis resensi musik. Pendengar yang budiman harus terlebih dulu bisa membayangkan tentang musik spacey atau mungkin kusebut atmosferik, karena inilah musik ZATPP kedengarannya. Untuk mempermudah, bayangkanlah The Upstairs dengan aura yang gelap, atau Tame Impala dengan mengurangi kekentalan synth dan beat renyah yang goyang-able. Sebab, musik ZATPP (kebanyakan lagu) cukup sukar untuk diajak bergoyang.

Profesor Komodo yang membuka kran musik gelap terdengar loyo dan tidak menjanjikan. Zeke Khaseli pada vokal/gitar/piano bernyanyi dengan artikulasi yang tidak terlalu jelas. Entah sengaja atau tidak, vokalnya justru pas dengan musiknya yang menyeret-nyeret. Pendengar boleh takjub dengan permainan solo di piano di bagian akhir yang menawan. 

Hope Killer di nomor berikutnya mengingatkanku pada Suede yang indiepop. Lagu ini memiliki tekstur demikian. Bedanya adalah kesan gelap dan tempo yang berubah cepat kadang lambat semaunya. Bassist Amir Kuro bermain menggairahkan memperkuat Zeke yang unjuk gigi di pertengahan hingga akhir lagu. Lagu ini sempat mengisi OST di film KALA karya Joko Anwar.

Lagu yang berpotensi menjadi favorit adalah First Act Gun. Dibawakan secara instrumental, sebagai trade mark, di sinilah orang akan mengenali siapa itu ZATPP. Piano yang unik dan synth yang menonjolkan aura gelap bertanggung jawab penuh atas keisengan mereka ini.

Untuk sebuah album yang terkesan gelap, ternyata ada satu lagu yang disimpan dengan muka ceria. Lagu ini pernah terlibat di film Janji Joni yang fenomenal itu. Jika menyempatkan sebentar untuk pergi ke youtube, sangat mudah ditemukan komentar untuk memainkan lagu ini. Lagu yang sama seperti judulnya membuat orang lain jatuh cinta karena keagungannya. Mighty Love.

Namun, pendengar ZATPP yang budiman akan setuju jika yang paling berkualitas maksimal akan adalah lagu Menu. Dengan lirik yang filosofis, sangat deskriptif, nyatanya liriknya sangat bertenaga meskipun dkemas sangat murung. Pendengar yang baik, bersedihlah dengan elegan dan berkelas dengan lagu sendu yang mewah.

Ketika versi live dengan vokal pada Lenoardo Ringo terdengar lebih mengena, C Song seketika menjadi lagu yang berminggu-minggu terus kuputar. Potongan pengalaman yang dibawa ke lagu dijamin pendengar menikmatinya karena ikut merasakan. Dan saat itulah kita akan bernyayi bersama. We're falling apart again, we're standing too close my friend, we're falling apart, we're falling apart.

Ketigabelas lagu sejatinya memiliki wujudnya sendiri-sendiri. Dengan trade mark yang sama, gaya sendu yang sama, namun pendengar akan kaget dengan eksplorasi suara yang nyleneh. Sebut saja Dukung Stasiun TV Lokal yang pekat dengan efek suara Iman Fattah. Selama satu menit terakhir pendengar akan dibuat naik turun mengikuti gerakan suaranya.

I-Novel, Substext, History of Frequency, atau 1.1 Trillion Wood Cutter memang menampakkan kegalauan yang tidak biasa. Kepada calon pendengar, mungkin tidak terlalu susah membayangkan lagunya jika sudah mendengarkan. Bagaimanapun, lagu ZATPP menampilkan kesan imajinatif yang tentu bisa sangat visual.

Lagu yang sifatnya visual ini mngkin dipengaruhi oleh latar belakang personilnya yang berkecimpung di dunia perfilman. Lihatlah video musik buatan Leonardo Ringo dalam Leonardo and His Impeccable Six yang superb. Atau kaver album solo Zeke Khaseli yang bermain di jungkat-jungkit tanpa ada nama penyanyi atau album. Memang band ini memiliki pribadi yang nyleneh.

Untuk gitaris/synth, Iman Fattah yang ambience itu juga pernah terlibat dalam kelompok supergroup nan ambisius lainnya, Tika and The Dissidents. Mungkin Iman adalah sedikit gitaris atau musisi yang memiliki signature sound di Indonesia. Apalagi, Iman bermain menggunakan efek yang menyedihkan itu.

Album ini memang istimewa dalam hal detail. Pada rilisan fisik, banyak sekali kejutan-kejutan yang bisa dibahas, misalnya sticker yang lowong untuk ditempatkan di zine, font lirik yang seperti tulisan tangan lengkap dengan coretan, serta desain keseluruhan yang entah ekspresionis atau surealis berjejal seenaknya.

Album ini memang masterpiece, untuk musik dan segala detail fisiknya. Kita semua menunggu album penuh ambisius berikutnya, Zeke!

semua gambar koleksi pribadi



























Kelompok musik: Zeke and the Popo
Album: Space in the Headline
Tahun: 2007
Label: Blackmorse Record
Genre: Ambience, indie rock, psychedelic

Comments

Popular Posts