Mengunjungi Karya Oom Pasikom
Pertama masuk kuliah, aku diminta saudaraku masuk organisasi pers kampus. Kulakukan dan ternyata menyenangkan. Banyak sekali hal yang bisa dipelajari dari sekadar ndomblong ning kos.
Pertama mendapat tugas, aku diminta untuk meresensi buku dari GM. Sudharta yang berisi kumpulan karikaturnya dari tahun hingga. Judulnya 40 tahun Oom Pasikom. Kulakukan dan ternyata menyenangkan. Banyak sekali gambar bagus nan ngehek. Tapi lebih dari itu, kumpulan karikaturnya bisa menjadi panduan singkat untuk mengetahui apa yang sedang happening dari tahun ke tahun di Indonesia, terutama tahun 1967 sampai tahun 2007.
Persitiwa yang paling kuingat tentu yang paling sensitif, yaitu karikatur dengan sindiran kepada Tomi Suharto yang mendekam di penjara tetapi bebas keluar masuk. Juga ada ketika Presiden Amerika George W. Bush yang memakai baju koboy lalu menembak ke segala arah dengan mata tertutup. Sangar!
![]() |
Buku kumpulan karikatur sebelumnya |
Kemarin, aku baru saja mengunjungi pameran karya GM Sudharta. Sangat menyenangkan, seperti reuni ke masa muda, dengan semangat yang pernah dulu kupunya. Kali ini, karya GM dibingkai besar-besar dengan warna bingkai hitam kecil, bukan lembaran kertas ratusan halaman seperti dulu kubaca. Tak ada deskripsi kecil berikut tanggal dan edisi. Cuma karikatur saja.
Acara bertajuk Pameran Kartun GM Sudarta 50 Tahun Kesaksian Oom Pasikom. Empat ruangan dipenuhi bingkai yang digantung dengan semacam benang pancing. Balai Sudjatmoko yang sudah biasa menjadi tempat untuk menggelar acara seperti ini kali ini kelihatan lebih ceria. Sialnya, aku tidak bisa menikmatinya dalam waktu lama karena beberapa sudah mulai diturunkan. Yap, aku telat. Mungkin pukul 8.45 malam aku sampai sana. Lima belas menit sebelum bubaran dari jadwal di pamflet. Nyatanya penyelenggara tidak mau menungguku. Cukup kecewa!
Untungnya, sebuah katalog berisi karya-karya GM Sudarta berbentuk buku dijual. Bentuknya hampir seperti buku sebelumnya. Bedanya, kali ini pembaca hanya akan melihat potongan-potongan sejarah pilihan dari tahun 1967-2017. Beda 10 tahun dari buku yang kubaca sebelumnya.
Secara fisik, buku ini lebih tipis. Ada 47 karikatur di dalamnya. Dengan porsi karikatur baru yang lebih sedikit, aku masih bisa tetap menikmati. GM Sudarta terlihat masih kecut dan pahit kepada rezim. Kupikir Kompas akan lebih sedikit memihak pmrintah, ternyata tidak. Karikaturnya cukup menohok dan bikin mikir.
Salah satu karyanya, pada tanggal 5 Maret 2016, terlihat Jokowi sedang menjadi konduktor atau dirigen dan tampak pusing. Sedangkan anggota koornya justru bernyanyi-nyanyi sendiri. Mungkin GM Sudarta ingin bilang jika Jokowi bingung ingin memainkan lagu apa, tetapi menterinya malah gerak-gerak sndiri, nyanyi-nyanyi sendiri. Kabinet Jokowi memang sering diberitakan membikin gaduh negara pada tahun itu.
![]() |
Katalog pameran karikatur GM Sudarta |
Sejujurnya, aku tidak tahu jika GM Sudarta kembali membuat karikatur untuk Kompas lagi karena singatku dia pensiun. Dan yang pernah kulihat jika ada karikatur yang dimuat, itu pastilah koleksi lama yang dipakai ulang. Jadi tidak masalah dan penuh syukur malah. GM Sudarta adalah salah seorang karikatur dengan produktifitas tinggi mengingat karikatur selalu personal, tanpa bantuan orang lain. Setidaknya, ada 3.000 karikatur untuk editorialnya untuk surat kabar, belum karya-karya pribad lainnya.
Dengan bukti dan fakta bahwa GM Sudarta adalah salah satu master dalam karikatur, dalam pengantarnya di katalog ini, GM Sudarta menolak jika disebut berbakat. Menurutnya, semua itu hanya sebuah kesempatan yang menghampiri karena situasi di sekeliling. Dia mengingat masa kecilnya yang dimarahi ibunya karena suka coret-coret tembok.
Jauh ke belakang, GM mengingat bagaimana dulu ketika mendaftar di Harian Kompas. Waktu itu tahun 1967, dan penguji ketika melamar kerja langsung dari PK Oyong. GM diminta membuat gambar tentang kepanikan penumpang dalam pesawat, sehubungan dengan terjadinya kecelakaan di Mapanget Sulawesi Selatan, menggunakan media kerta berukuran A1. GM menyebut dirinya belum pernah naik pesawat, jadi dia membuat ruangan pesawat lebih mirip dengan gerbong kereta namun diakali dengan gumpalan awan di jendela. Katanya, PK Oyong terlihat geli ketika melihatnya. Esoknya, gaji pertama Rp 1.250 didapatkan.
Jika PK Oyong saja tertarik, pastilah dia tahu karya GM memang akan besar nantinya. GM memang karikatur yang skillfull. Karikaturnnya selalu memiliki ciri dan membuatnya spesial. Selain dari pengetahuannya tentang hal teknis tentang karikatur, dia juga dituntut tahu tentang isu-isu yang berkembang. Sebab, karikaturnya adalah saksi sejarah.
Jika boleh jujur, karya GM yang terkini justru semakin halus dari segi gambar dan muatan. Bukan masalah apakah karya itu sadis dalam menyindir, tapi karya GM kini telah berada di level kebutuhan. Bukan lagi kegenitan yang dia cari, tapi memang lebih kepada karya yang seharusnya melekat pada standar karikatur. Karya GM adalah standar itu.
Selain di atas, harus kusebut lagi jika karikatur GM dari segi gambar pun memang mantap. Sesimpel yang dibutuhkan, dan senyaring yang diperlukan. Itu juga yang membuatnya menjadi profesor tamu di Seika Kyoto University, untuk mengajar satirical cartoon di Cartoon Department. GM melek teknik. Dia menguasai berbagai teknik, dari yang serba manual bahkan hingga yang digital. Ini menandakan GM orang yang tidak pernah berhenti mengasah diri meski usia sudah mencapai 70 lebih. Begitulah GM. Mengesankan dan mengagumkan. Berikut beberapa gambar dari pameran dan katalog yang sempat diabadikan:
![]() |
paling favorit |
![]() |
selfie |
gambar: koleksi pribadi selain buku 40th Oom Pasikom dari https://goo.gl/zzYGiy
Comments
Post a Comment