Doa untuk Tuhan





















Rindulah padaku, Tuhan

Selamat Hari Raya Tuhan!

Jika hari itu datang
aku tidak akan keluar rumah.
Aku akan menyeruput kopi
dan menonton tivi

Tidak seperti yang Kau pikir
biar kuceritakan;

Aku mengimani yang baik, 
tapi melakukan yang buruk
berjanji untuk suci
tapi menerabas dengan dungu

Tidak bermaksud apologetik
Memang aku tumpul dan lemah
terkadang munafik
juga mudah salah

Kukatakan seperti ini
agar Kau mengerti
Ini bukan pribadi
antara Kau dan aku

Aku hanya berpikir
Apakah kita bisa bernegosiasi
naikkanlah sedikit ilmu
juga hujan dan panas itu

Karena kupikir begini;

Semenjak penggemar-Mu
mengguncang panggung itu
jujur aku mulai pensiun menonton-Mu

Kukatakan sekali lagi
Ini bukan pribadi

Hanya, pertunjukan-Mu
tata letak, cahaya, hingga suara
semua terasa kosong
mlompong tak punya isi

Tentu aku sedang iri
Mereka cinta buta pada-Mu
Menganiaya untuk-Mu
Membunuh untuk-Mu

Jika Kau malu mengatakannya
Izinkanlah aku;

Suara mereka tidak merdu
tidak padu dan tidak haru!

Belum lagi gaya berdiri
Belum juga gaya melangkah
Mereka itu kecing yang bau!
Ke mana-mana bau
Diam juga bau

Itulah mengapa
pada hari raya-Mu
Jangan undang mereka
Mereka sudah sering
berpesta di dunia

Undanglah aku
yang justru jarang menjumpai-Mu
Tidakkah Kau rindu padaku?

(Solo, 2018)


Tuhan, Aku Minta...

Tuhan, jika kukatakan aku akan berbuat baik
kalau Kauberi umur panjang,
apa Kau mau mengabulkan?

Apakah mengabulkan
itu susah?

Hidupku sudah hidup
jadi cepatlah jawab.

(Solo, 2018)

Doa untuk Tuhan


Aku ke jeladri memuji karya-Mu
Meneroka padang ilalang,
membangun istana pasir.

Aku ke punggung bumi
mencium keberadaan-Mu,
berkaca pada langit,
mengerdilkan diri sendiri.

Aku tak mau berlama-lama
menjilat-Mu, membombong-Mu
Benar aku salut pada-Mu, Tuhan
Tapi Kau juga tahu siapa diriku
yang meninggalkan-Mu untuk kesedihanku

Tentu aku berharap Kau tenang
kehilangan diriku bukan masalah

Aku hanya bagian kecil-Mu yang hilang
Tidak signifikan, tapi berdaya
Tidak masalah, tapi mengganjal

dari surat edaran yang Kau kirim
ratusan tahun yang lalu
kudengar Engkau tidak butuh dipuja
Justru aku dan orang-orang busuk ini
yang butuh memuja

Orang lain tidak percaya padaku
Mereka bilang mereka ingin membela-Mu
"Tuhan tahu aku bersama-Nya"
sahut mereka memuakkan

Tuhan, apa cuma aku yang
mengerti diri-Mu?
Apa aku harus berdoa untuk-Mu
bukan pada-Mu?

(Solo, 2018)




gambar: Single Emotion Painting by Costel Iarca 
http://bit.ly/2El30QC

Comments

Popular Posts